Selasa, 22 November 2016

Filled Under:

Itibar Fase Mekah dan Fase Madinah zaman Rasulullah Muhammad SAW




Assalamua'laikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. Saudara/i ku semuanya di Grup Tauhid Murni yang di Rahmati Allah SWT., ini. Itibar Fase Mekah dan Fase Madinah zaman Rasulullah Muhammad SAW. A. Fase Mekah. 1. Peristiwa dapat Wahyu pertama di Goa Hira. Sama dengan "Fana" bagi orang yang belajar Ilmu Tauhid. "Fana" adalah puncaknya bagi orang yang belajar Ilmu Tauhid. 2. Alqur'an sampai pada Rasulullah Muhammad SAW, lewat perantara Malaikat Jibril as. Ayat yang turun difase Mekah diawali dengan. Yaa.. Ayyuhannas. Wahai Manusia. Orang bertakwa, kafir dan munafik, kesemuanya diajak oleh Allah.
3. Hadits tidak boleh ditulis. Maka itu Hadits pada fase Mekah ini tidak ada.
4. Antara dapat Wahyu pertama sampai peristiwa Isra' dan Mi'raj. Rasulullah Muhammad SAW, tabah, sabar, tidak takut mati, tidak takut miskin dan lain-lain. Hakikatnya Rasulullah Muhammad SAW, sama dengan mengamalkan atau mempraktekkan "ILMU TASAWUF".
5. Puncak dari Fase Mekah adalah Isra' dan M'iraj atau "M'ARIFATULLAH". Puncak dari orang belajar Ilmu Tasawuf adalah "M'arifatullah".
Hikmahnya. Belajar Ilmu Tauhid setelah mencapai puncaknya "Fana". Harus dilanjutkan lagi dengan belajar "Ilmu Tasawuf" agar bisa "M'arifatullah".
B. Fase Madinah. 1. Sudah merasakan manisnya Iman yang sesungguhnya dan rasa manisnya iman tersebut telah menetap atau "Baqa".
2. Alqur'an sampai pada Rasulullah Muhammad SAW., langsung ke hatinya , tanpa lewat perantara Malaikat Jibril as. Sama dengan orang yang dapat Ilmu Laduni.
Ayat yang turun difase Madinah diawali dengan. Yaa Ayyuhalladzi. Wahai orang-orang yang beriman. Ajakan lebih spesifik bagi orang yang beriman.
3.Hadist sudah boleh ditulis. Karena Rasulullah Muhammad SAW, sudah mendapat Wahyu Langsung ke hatinya.
4. Awaluddin M'arifatullah. Awal beragama mengenal Allah SWT. Lanjutannya adalah melaksanakan Syari'at. Sebagaimana orang Tauhid Murni.
Ma'rifatullah itu baru awal beragama. Bukan puncak beragama. Maka itu orang Tauhid Murni tidak berbangga diri dengan M'arifatullah dan dapat Ilmu Laduni.
5. Puncak Fase Madinah adalah terbentuknya "Peradaban Madinah" atau masyarakat "Madani". Dan berlakulah "Syariah Islam" atau "Hukum Islam".
Pendukung utama terbentuknya Syari'at Islam atau Hukum Islam. 1. Masyarakatnya benar-benar telah Islam dan Beriman. Tidak ada lagi tetangganya yang kelaparan disaat dia sendiri kenyang.
“Bukanlah orang yang beriman yang ia sendiri kenyang sedangkan tetangga (yang di sebelah)nya kelaparan”. [HR al-Bukhoriy di dalam al-Adab al-Mufrad: 112, al-Baihaqiy. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih}.
2. Adanya Baitul Mall tiap Mesjid. Orang fakir miskin dan lainnya yang memerlukan bantuan tinggal meminta ke Baitul Mall.
Jadi tidak ada lagi alasan orang mencuri, membunuh, merampok karena terdesak kebutuhan hidup serta tidak ada orang yang mau menolongnya.
Kalau ingin menegakkan Syari'at Islam atau Hukum Islam. Tirulah cara atau langkah Rasulullah Muhammad SAW, membentuk peradaban Madinah atau "Masyarakat Madani".
Orang Tauhid Murni. Awalnya belajar Ilmu Tauhid sampai "Fana". Dilanjutkan dengan belajar Ilmu Tasawuf sampai "Ma'rifatullah". Setelah Ma'rifatullah melaksnakan Syaria't dengan Khusyuk. Karena telah merasakan Manisnya Iman yang sesungguhnya sampai "Baqa" (menetap) rasa manisnya iman tersebut.
Jika telah "Baqa" akan banyak mendapat Ilmu dan Hikmah.
”Jika Allah SWT mencintai seorang hamba, Allah SWT Ilhamkan kepadanya ketaatan. Allah SWT biasakan ia dengan qana’ah (menerima apa yang ada). Allah SWT karuniakan baginya pemahaman agama Allah SWT menguatkannya dengan keyakinan. Allah SWT cukupkan baginya dengan sifat al-kafaf (merasa cukup dengan rezeki yang memadai). Allah SWT memakaikannya dengan sifat al-‘afaf.
Sebaliknya jika Allah SWT membenci seorang hamba maka Allah SWT jadikan dia mencintai Harta dan Allah SWT mudahkan baginya untuk memperolehnya. Allah SWT Ilhamkan kepadanya Dunianya.
Allah SWT serahkan dia pada hawa nafsunya, maka ia mengendarai al-‘inaad (keras kepala), ia mudah berbuat fasad (kerusakan), dan menzhalimi hamba-hamba (Tuhan)” (Bihar al-Anwar 103 : 26.)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 TAUHID MURNI.

Designed by ZMTemplates